Soal Salam Kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam
SOAL SALAM KEPADA NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM
Pertanyaan.
Assalâmuala`ikum Warahmatullâhi wabarakâtuh. Sesuai keterangan Majalah As-Sunnah hal 23 sejak Rasulullah SAW pulang ke Rahmatullah beliau berada di alam Barzah dan ruhnya di surga. Tetapi mengapa waktu umatnya berziarah ke maqam harus mengucapkan salam pada beliau?
Jawaban
Di dalam majalah As-Sunnah edisi 12/th 12/1430 H/2009M, hlm. 23, kolom 1 tertulis “Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berada di alam Barzah yang tinggi dan ruhnya dimuliakan Allah Azza wa Jalla di surga, sehingga tidak mungkin kembali ke dunia dan hadir di antara manusia“.
Jika anda bertanya mengapa kita mengucapkan salam kepada beliau ketika menziarahi kubur beliau, padahal beliau berada di surga? Maka jawabnya adalah karena hal itu dituntunkan oleh syari’at Islam. Sesungguhnya bukan hanya ketika menziarahi kubur beliau saja kita dianjurkan mengucapkan salam kepada beliau, bahkan mengucapkan salawat dan salam untuk beliau itu dianjurkan pada setiap tempat dan waktu, demikian juga pada waktu-waktu tertentu yang ditunjukkan oleh dalil. Allah Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya [al-Ahzâb/33: 56]
Jika ditanyakan, apakah itu akan sampai kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ?
Maka jawabnya : Ya, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitakan hal itu. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَجْعَلُواْ بُيُوتَكُمْ قُبُورًا وَلاَ تَجْعَلُواْ قَبْرِيْ عِيْدًا وَصَلُّواْ عَلَيَّ فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ تَبْلُغُنِيْ حَيْثُ كُنْتُمْ
Janganlah kamu menjadikan rumah-rumah kamu sebagai kubur, dan janganlah kamu menjadikan kuburku sebagai ‘ied (tempat yang didatangi berulang-ulang). Dan ucapkanlah shalawat atasku sesungguhnya shalawat kamu itu akan sampai kepadaku di mana saja kamu berada. [HR. Abu Dâwud, no. 2042; Ahmad 2/367; dishahîhkan oleh al-Albâni]
Jika ditanyakan, bagaimana hal itu akan sampai kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ? Jawabannya adalah, jika telah datang sebuah nash yang shahîh dan hal itu tentang urusan ghaib, maka kewajiban kita adalah menerimanya walaupun kita tidak tahu hakekatnya. Kemudian dalam masalah ini juga telah dijelaskan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sabda beliau:
إِنَّ لِلَّهِ مَلاَئِكَةً سَيَّاحِيْنَ فِي اْلأَرْضِ يُبَلِّغُوْنِيْ مِنْ أُمَّتِي السَّلاَمَ
Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memiliki malaikat-malaikat yang mengembara di bumi, mereka menyampaikan salam dari umatku kepadaku. [HR. an-Nasâi, no. 1282; Ahmad 1/441; dishahîhkan oleh al-Albâni]
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 03/Tahun XIII/1430H/2009M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/3408-soal-salam-kepada-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam.html